Hi there.. welcome to my blog have a nice reading :)
Home » » 12 Pemerikasaan Medis Penting sebelum Hamil

12 Pemerikasaan Medis Penting sebelum Hamil

Written By Windi on Tuesday, November 8, 2016 | 1:30 AM

12 Pemerikasaan Medis Penting sebelum Hamil

Tes kesehatan sebelum hamil sangat penting dilakukan oleh setiap wanita yang sedang menjalani program kehamilan, sebab pada dasarnya semua kehamilan itu berisiko. Misalnya saja, infeksi saluran kemih dan infeksi gigi mengandung risiko melahirkan bayi prematur. Penyakit anemia dan kencing manis berisiko mengalami keguguran.

Untuk mencegah hal tersebut, pemeriksaan sebelum hamil penting dilakukan untuk melindungi kesehatan ibu dan mencegah risiko cacat pada bayi.

Bun... pemeriksaan apa saja pra-kehamilan ? Yuk berikut ini penjelasannnya :

1. Pemeriksaan Darah Rutin
Yang diperiksa meliputi kadar hemoglobin,hematokrit, sel darah putih (leukosit) dan faktor pembekuan darah (trombosit). Melalui pemeriksaan ini dapat diketahui apakah calon ibu mengalami anemia,infeksi atau gangguan faktor pembekuan darah.







2. Urinalisis Lengkap
Pemeriksaan urin berguna untuk mengetahui infeksi saluran kemih dan adanya darah, protein, dilirubin atau gula dan urin yang menunjukkan adanya penyakit tertentu.





3. Tekanan Darah
Tekanan darah ibu hamil perlu diketahui. Bila ibu hamil memiliki tekanan darah sistolik melebihi dari 140 mmHg, ada kemungkinan ia menderita hipertensi dalam kehamilan yang disebut sebagai preeklampsia atau eklampsia.

4. Pap Smear
Tes pap smear ini berguna untuk mengetahui adanya infeksi atau sel-sel tidak normal yang dapat berubah menjadi sel kanker, sehingga dapat segera dilakukan tindakan pencegahan.

Tes ini penting dilakukan untuk mendeteksi kanker leher rahim dengan lebih dini. Caranya adalah dengan melalui pengambilan contoh sel-sel leher rahim untuk dianalisis di laboratorium.


5. Dolongan Darah dan Rhesus
Setiap orang terlahir dengan golongan darah (A, B,AB atau O) dan faktor Rhesus (+) atau (-). Sekitar 90% perempuan Asia memiliki Rhesus (+).

Masalah akan timbul bila calon ibu memiliki Rhesus (-) dan calon ayah memiliki Rhesus (+), sementara si janin memiliki Rhesus (+).

Janin Rhesus (+) pada calon ibu Rhesus (-) akan menimbulkan inkompatibiltas Rhesus yang bisa mengakibatkan kematian pada janin. Dengan mengetahui Rhesus sebelum hamil, dokter dapat segera memngatasinya.
6. Hepatitis B (HBsAg)
Hepatitis B merupakan penyakit yang ditularkan melalui darah dan kontak seksual. Bila HBsAg (-), maka dapat menjalani vaksinasi yang diberikan 3 kali sebelum hamil. Penyuntikan dilakukan 3 kali untuk memastikan kadar antibodi yang terbentuk cukup dan bertahan seumur hidup.
Sedangkan jika HBsAg (+), maka tidak boleh melakukan vaksinasi tetapi bayi harus segera divaksinasi setelah lahir.

7. Gambaran Darah Tepi
Tes ini menunjukkan apabila ada proses hemolitik berupa sterositosis, polikromasi maupun poikilositosis, sel eritrosit berinti, retikulositopenia pada awal anemia.
8. TORCH
Singkatan dari Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes Simplex Virus.
Infeksi TORCH sebaiknya diketahui sebelum memutuskan memiliki anak, karena infeksi saat kehamilan dapat menyebabkan keguguran, bayi lahir prematur atau bahkan cacat bawaan pada bayi.




9. Gula Darah
Pemeriksaa gula darah dilakukan pada saat puasa dan tidak puasa.
Kedua pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa apakah calon ibu mengidap diabetes mellitus atau memiliki kelainan yang dapat berkembang menjadi diabetes mellitus, seperti intoleransi glukosa.

10. HIV
Apabila tes HIV hasilnya positif, dokter akan menyarankan untuk tidak hamil karena infeksi HIV sangat membahayakan keselamatan janin. Tes HIV biasanya menggunakan sampel darah untuk dicek oleh pihak laboratorium.





11. VDRL
Pemeriksaan VDRL (Veneral Diseases Research Laboratory) merupakan screening untuk sifilis, penyakit kelamin yang ditularkan melalui hubungan suami istri.

Janin yang terinfeksi dapat mengalami gejalanya saat lahir atau beberapa bulan setelah lahir. Gejalanya berupa pembesaran hati dan limpa, kuning, anemia, lesi kulit, pembesaran kelenjar getah bening dan gangguan sistem saraf.
Pengobatan terhadap sifilis sebelum kehamilan bisa mencegah bayi terkena kongenital.


12. Analisa Kromosom
Perlu dilakukan terutama bila ada riwayat di keluarga atau pasangan yang mengalami kecacatan secara genetika, seperti Down Syndrome, thalassemia dan hemofilia.

Hal-hal tersebut bisa diketahui dengan memeriksakan sampel darah masing-masing di laboratorium khusus genetika.
Share this article :

Post a Comment

 
Copyright © 2011. Tips Hamil - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger