Hi there.. welcome to my blog have a nice reading :)
Home » » Musibah tidak menghalangi untuk menghafal Al Qur'an

Musibah tidak menghalangi untuk menghafal Al Qur'an

Written By Windi on Thursday, December 1, 2016 | 8:00 PM

Musibah tidak menghalangi untuk menghafal Al Qur'an

Source: Dompet Al-Qur'an Indonesia
“Wahai para pemuda, jangan sia-siakan kesempatan menghafal Alquran, setelah menikah tugas dan kesibukan bertambah banyak. Bapak dan Ibu, janganlah kesibukan kita menghalangi kita untuk menghafal Alquran karena kesibukan itu terus ada sampai akhir hayat. Menghafal Alquran tidak seperti logika matematika. Semakin banyak waktu untuk Alquran agenda lain semakin ringan, karena Allah mengurus dan memudahkannya. Jangan pernah menunda menghafal sampai besok karena kita tidak tahu kapan malaikat maut menjemput kita. Hidup di dunia hanya sebentar, mari berbekal untuk kehidupan yang abadi di akhirat kelak…” harapnya. Aamiin.
”Ya Allah jadikanlah kami, anak-anak kami, dan keluarga kami sebagai penghafal Alquran..”

Setiap penghafal Alquran mempunyai kenangan indah bersama Alquran. Heroik, mengharukan, penuh perjuangan, kadang berliku dan penuh tantangan. Inilah yang dirasakan Ana Muflihah, teladan SQ edisi Desember 2014. 

Kisah wanita kelahiran Kulon Progo Jogja, 34 tahun yang lalu ini unik dan inspiratif. Alumni UGM jurusan biologi ini sudah aktif di berbagai kegiatan dakwah sejak kuliah, kondisi ini mendorongnya ingin menghafal Alquran. Namun banyaknya kegiatan menjadikan keinginannya belum kesampaian saat itu. Kerinduannya kepada Alquran terasa membara. “Beberapa malam air mata terus mengalir menyertai sholat malam dan munajat kepada Allah, memohon agar dijadikan penghafal Alquran...” kenang ibu satu anak ini.

Oktober 2004, Ana mengalami kecelakaan yang menyebabkan cedera kepala, ia harus istirahat total. Juni 2006 saat perjalanan menuju posko gempa Jogja, Ana mengalami kecelakaan yang lebih berat, rahang dan tangan kirinya patah. Ia juga mengalami trauma kepala. 1,5 bulan setelah kecelakaan gejala aneh ia rasakan, kadang ia mengalami kejang parsial. Hasil pemeriksaan saraf otaknya abnormal karena benturan kepala. 

Namun kondisi ini justru membawa keberkahan tersendiri baginya. Ibu satu anak ini semakin dekat dengan Alquran. Tapi akibat kecelakaan ini kondisinya benar-benar menurun, menghafal 1 ayat bisa lebih dari 1 jam, beberapa bulan ia sering merasa tiba-tiba tidak ingat apa-apa. Masuk kamar untuk ngambil sesuatu, tetapi ketika sudah di dalam kamar tiba-tiba lupa mau nambil apa.“Ya Allah di mana diri saya yang dulu? Ampunilah hamba-Mu yang lemah ini... berilah kesembuhan atas sakit hamba...” doanya saat itu.

7 januari 2007, Ana menikah dengan Indra Gumilar, konsultan lembaga keuangan mikro agrobisnis asal Majalengka. Pasangan suami-istri ini berkomitmen menghafal Alquran. Mereka mentarget empat tahun untuk menyelesaikan hafalan 30 juz. Sebulan kemudian kesehatan ana memburuk lagi, waktunya banyak dihabiskan di tempat tidur. Saat itu ia masih sering lupa, dokter menyarankan senam otak. Setiap pagi menuliskan 20 benda secara urut dan dihafal, kemudian malam harinya dicek masih hafal apa tidak.

Saya berfikir, untuk apa menghafal benda-benda ini, lebih baik saya menghafal Alquran, pasti lebih berkah dan luar biasa” kisahnya. Maka saran dokter untuk menghafal benda hanya dijalaninya sehari, selanjutnya ia ganti menghafal Alquran. 
Aktifitas ini tidak berjalan lama, karena hamil ia harus banyak istirahat, hari-harinya pun dihabiskan di tempat tidur. Selama hamil ia wajib minum obat secara rutin yang secara medis berisiko membuat janinnya cacat. Dengan penuh rasa tawakal Ana jalani ini semua, ia serahkan semua urusannya pada Allah. Selama mengandung Ana memperdengarkan bacaan muratal Alquran kepada janinnya, dengan MP3 atau bacaannya sendiri. Minimal sebulan sekali ia khatam memperdengarkan bacaan Alquran pada janinnya. Alhamdulillah akhirnya bayinya lahir normal dan sehat. 

Berbagai kendala yang dihadapi Ana tidak menyurutkan tekadnya untuk hafal Alquran 30 juz. 
Tahun 2011, Ana bergabung dengan Mukhoyyam Alquran Nasional, komunitas aktifis dakwah penghafal Alquran yang didirikan oleh Ustadz Abdul Aziz Abdur Rouf (pengasuh rubrik tafsir SQ). Dari modal hafalan yang sedikit, 

Alhamdulillah tahun 2014 Ana bisa menuntaskan hafalan 30 juz…..Subhanallah…..man jadda wajada….(siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil).
30 juz itu ia selesaikan dengan perjuangan tanpa kenal lelah dan putus asa, mulai kesehatan yang sering terganggu, kesulitan cari guru, sampai akhirnya saling setor dengan suami. Tekadnya menyelesaikan 30 juz semakin menguat, Ana juga mendapat amanah menjadi manajer di Rumah Alquran Inspirasi di Jogja. Baginya seorang guru harus mampu menginspirasi muridnya, salah satunya dengan memiliki hafalan yang lebih banyak dari muridnya.

Selama menghafal suasana qurani tumbuh dalam keluarganya. Ba’da Subuh Ana setoran hafalan yang dihafalnya sebelum Subuh setelah qiyamulail, lalu ia menambah hafalan lagi. Sa’id Ahmad Ar-Rasyid, anaknya sudah bisa membaca Alquran di usia lima tahun. Bahkan sering minta membaca Alquran atau hafalan sendiri, bahkan kadang dilakukan di kendaraan atau sambil bermain.
Share this article :

Post a Comment

 
Copyright © 2011. Tips Hamil - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger